Beberapa Contoh Penggunaan Bahasa Jawa Krama Inggil yang Sering Salah Penerapannya dalam Kehidupan Sehari-hari_Bahasa Jawa Krama Inggil memang unik, di mana bahasa Jawa yang halus ini tidak bisa dipakai sembarangan. Kita harus memperhatikan tentang penggunaan yang tepat dan benar. Untuk lebih jelasnya, silakan simak beberapa contoh penggunaan kata dalam kalimat berbahasa Jawa di bawah ini.
Pada beberapa contoh di bawah ini, intinya kita harus memperhatikan bahasa Jawa krama inggil suatu kata yang kita gunakan itu untuk kita atau orang lain. Jika untuk kita bagaimana (untuk kita tidak boleh dijadikan krama inggil) dan apabila untuk orang lain bagaimana bahasa Jawa Krama Inggil yang benar.
1. Bahasa Jawanya Anak
Bahasa Jawanya anak adalah anak. Bahasa Jawa Halus/Krama Inggilnya anak adalah putra/putro. Nah, misalkan kita ditanya oleh orang lain "Putranipun pinten?" (anaknya berapa?), maka jawaban yang benar adalah "anak kulo kalih" (anak saya dua; misal anak Anda ada 2 ). Jadi tidak boleh "putra kulo kalih".
2. Bahasa Jawanya Makan
Bahasa Jawanya makan adalah maem (untuk makan nasi), mangan ( untuk makan makanan ringan). Bahasa halusnya makan adalah dahar/dhahar. Misalkan kita bilang ke orang yang kita hormati untuk kalimat "Pak, saya mau makan", maka harusnya jadi "Pak, kulo/dalem ajeng maem", tidak boleh "Pak, dalem ajeng dahar".
Sebaliknya, misal kita tanya ke orang lain, misal "Pak, sudah makan apa belum?", maka bahasa Jawa halusnya yaitu "Pak, sampun dahar napa dereng?", tidak boleh "Pak, sampun maem napa dereng?.
3. Bahasa Jawanya Pulang
Bahasa Jawa ngapaknya pulang adalah bali/balik/mulih. Adapun bahasa Jawa ngokonya yaitu wangsul, sedangkan bahasa halusnya/krama inggilnya pulang adalah kondur.
Contoh salah:
Pak, kulo ajeng kondur
Bapak bade wangsul jam pinten?
Contoh benar:
Pak, kulo ajeng wangsul
Bapak bade kondur jam pinten?
Baca juga:
Sumber https://www.websitependidikan.com/