Teori Konflik Sosial Masyarakat

Update : https://bit.ly/ 2024

Dalam bermasyarakat tentu pastinya akan dijumpai konflik-konflik diantara individu. Konflik sosial terjadi karena adanya perbedaan kepentingan tertentu. Konflik jika dikelola dengan baik maka akan menyatukan dan menguatkan suatu komunitas. Manajemen konflik sosial di negara heterogen seperti Indonesia harus dilakukan dengan handal agar persatuan tetap terjaga. Berikut ini teori-teori konflik sosial.

1. Teori hubungan masyarakat

Teori  hubungan  masyarakat  berasumsi  konflik  disebabkan  oleh  polarisasi  yang terus  terjadi, ketidakpercayaan, dan permusuhan antarakelompok  berbeda  dalam masyarakat.  Perbedaan  umumnya  menyangkut  suku,  agama,  ras,  antar golongan, maupun pilihan ideologi politik. 

2. Teori identitas 

Teori  ini  mengemukakan  konflik  disebabkan  karena  ancaman  terhadap  identitas kelompok yang seringkali berakar pada hilangnya warisan masa lalu, hak-hak adat, ulayat, dan  tergerusnya nilai-nilai budaya.

3. Teori kebutuhan manusia
Teori ini  berasumsi  konflik  yang   berakar   disebabkan   oleh   tidak   terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan dasar manusia. Banyaknya warga miskin yang tidak mampu memenuhi kebutuhan pokok memang  rawan menimbulkan konflik sosial. 

4. Teori kesalahpahaman antar budaya
Teori ini melihat konflik sebagai suatu proses yang disebabkan adanya ketidakcocokan dalam cara-cara berkomunikasi di antara berbagai ragam budaya dalam masyarakat. Ketidakcocokan tersebut  dapat  menimbulkan  kesalahpahaman, prasangka, bahkan   perbenturan  yang  mengarah pada   konflik. Untuk menanggulanginya perlu  diupayakan  untuk memperluas wawasan, mengurangi  stereotip  negatif  dan meningkatkan efektivitas komunikasi antar budaya.
Konflik adalah hal biasa dalam masyarakat
5. Teori negosiasi prinsip
Teori negosiasi prinsip menjelaskan konflik disebabkan oleh posisi yang tidak selaras dan perbedaan pandangan tentang konflik antara pihak yang terlibat di dalamnya.  Untuk  menyelesaikan  konflik  perlu  diadakan  dialog  dan  perundingan  sehingga kesepakatan dapat diterima semua pihak.

6. Teori permainan
Menurut teori ini, konflik sama halnya dengan permainan, di mana  dua pihak atau lebih menggunakan taktik atau strategi tertentu guna mengalahkan pihak lawan. 

7. Teori proses konflik
Teori ini menjelaskan adanya sejumlah tahapan dalam perkembangan konflik yakni:
a. sistem sosial masyarakat terdiri atas kelompok yang saling berhubungan;
b. di dalam kelompok terdapat ketidakseimbangan pembagian kekuasaan;
c. kelompok yang tidak berkuasa mulai mempertanyakan keadaan
d. pertanyaan  pada  keadaan  kemudian  membawa  kesadaran  harus  memperjuangkan kekuasaan dan penghasilan;
e. kesadaran  tersebut  membuat  mereka  mudah  terpancing   untuk  meluapkan kemarahan;
f. kemarahan sering diluapkan dengan cara-cara yang tidak terorganisasi;
g. luapan kemarahan menyebabkan meningkatnya ketegangan;
h. meningkatnya ketegangan mendorong  kelompok  mengorganisasi  diri  guna menantang kelompok yang berkuasa;
i. akhirnya konflik terbuka pecah antara kelompok yang berkuasa dan kelompok yang tidak berkuasa. 

8. Teori psikodinamika
Menurut teori psikodinamika, konflik muncul akibat adanya ketidaksesuaian antara ide (dorongan) dalam diri individu dengan nilai-nilai atau keadaan di masyarakatnya. 

9. Teori sistem
Menurut Ludwig  von  Bertalanffy,  konflik  dalam  masyarakat  disebabkan  oleh  hal
berikut.
a. Perbedaan pendapat mengenai tujuan sistem atau masyarakat.
b. Benturan fungsi dan tugas antar subsistem atau bagian-bagian dalam masyarakat.
c. Perebutan sumber daya antar subsistem atau bagian-bagian dalam masyarakat.
d. Persaingan antarsubsistem untuk memperebutkan kepemimpinan (persaingan kekuasaan).
e. Perbedaan latar belakang budaya.

10.     Teori transformasi konflik
Teori transformasi konflik menganggap  bahwa  konflik disebabkan oleh ketidaksetaraan dan ketidakadilan yang muncul sebagai masalah sosial, budaya, dan ekonomi. Penyelesaian konflik dapat diupayakan melalui pembenahan sistem agar memberi  kesempatan  yang  sama  kepada  seluruh  anggota  masyarakat  terutama kelompok rentan, seperti warga miskin dan kaum minoritas. Gambar: disini

Sumber https://geograph88.blogspot.com/