Dalam bermasyarakat tentu pastinya akan dijumpai konflik-konflik diantara individu. Konflik sosial terjadi karena adanya perbedaan kepentingan tertentu. Konflik jika dikelola dengan baik maka akan menyatukan dan menguatkan suatu komunitas. Manajemen konflik sosial di negara heterogen seperti Indonesia harus dilakukan dengan handal agar persatuan tetap terjaga. Berikut ini teori-teori konflik sosial.
1. Teori hubungan masyarakat
Teori hubungan masyarakat berasumsi konflik disebabkan oleh polarisasi yang terus terjadi, ketidakpercayaan, dan permusuhan antarakelompok berbeda dalam masyarakat. Perbedaan umumnya menyangkut suku, agama, ras, antar golongan, maupun pilihan ideologi politik.
2. Teori identitas
Teori ini mengemukakan konflik disebabkan karena ancaman terhadap identitas kelompok yang seringkali berakar pada hilangnya warisan masa lalu, hak-hak adat, ulayat, dan tergerusnya nilai-nilai budaya.
3. Teori kebutuhan manusia
Teori ini berasumsi konflik yang berakar disebabkan oleh tidak terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan dasar manusia. Banyaknya warga miskin yang tidak mampu memenuhi kebutuhan pokok memang rawan menimbulkan konflik sosial.
4. Teori kesalahpahaman antar budaya
Teori ini melihat konflik sebagai suatu proses yang disebabkan adanya ketidakcocokan dalam cara-cara berkomunikasi di antara berbagai ragam budaya dalam masyarakat. Ketidakcocokan tersebut dapat menimbulkan kesalahpahaman, prasangka, bahkan perbenturan yang mengarah pada konflik. Untuk menanggulanginya perlu diupayakan untuk memperluas wawasan, mengurangi stereotip negatif dan meningkatkan efektivitas komunikasi antar budaya.
Teori ini melihat konflik sebagai suatu proses yang disebabkan adanya ketidakcocokan dalam cara-cara berkomunikasi di antara berbagai ragam budaya dalam masyarakat. Ketidakcocokan tersebut dapat menimbulkan kesalahpahaman, prasangka, bahkan perbenturan yang mengarah pada konflik. Untuk menanggulanginya perlu diupayakan untuk memperluas wawasan, mengurangi stereotip negatif dan meningkatkan efektivitas komunikasi antar budaya.
Konflik adalah hal biasa dalam masyarakat |
5. Teori negosiasi prinsip
Teori negosiasi prinsip menjelaskan konflik disebabkan oleh posisi yang tidak selaras dan perbedaan pandangan tentang konflik antara pihak yang terlibat di dalamnya. Untuk menyelesaikan konflik perlu diadakan dialog dan perundingan sehingga kesepakatan dapat diterima semua pihak.
Teori negosiasi prinsip menjelaskan konflik disebabkan oleh posisi yang tidak selaras dan perbedaan pandangan tentang konflik antara pihak yang terlibat di dalamnya. Untuk menyelesaikan konflik perlu diadakan dialog dan perundingan sehingga kesepakatan dapat diterima semua pihak.
6. Teori permainan
Menurut teori ini, konflik sama halnya dengan permainan, di mana dua pihak atau lebih menggunakan taktik atau strategi tertentu guna mengalahkan pihak lawan.
7. Teori proses konflik
Teori ini menjelaskan adanya sejumlah tahapan dalam perkembangan konflik yakni:
a. sistem sosial masyarakat terdiri atas kelompok yang saling berhubungan;
b. di dalam kelompok terdapat ketidakseimbangan pembagian kekuasaan;
c. kelompok yang tidak berkuasa mulai mempertanyakan keadaan
Teori ini menjelaskan adanya sejumlah tahapan dalam perkembangan konflik yakni:
a. sistem sosial masyarakat terdiri atas kelompok yang saling berhubungan;
b. di dalam kelompok terdapat ketidakseimbangan pembagian kekuasaan;
c. kelompok yang tidak berkuasa mulai mempertanyakan keadaan
d. pertanyaan pada keadaan kemudian membawa kesadaran harus memperjuangkan kekuasaan dan penghasilan;
e. kesadaran tersebut membuat mereka mudah terpancing untuk meluapkan kemarahan;
f. kemarahan sering diluapkan dengan cara-cara yang tidak terorganisasi;
g. luapan kemarahan menyebabkan meningkatnya ketegangan;
h. meningkatnya ketegangan mendorong kelompok mengorganisasi diri guna menantang kelompok yang berkuasa;
i. akhirnya konflik terbuka pecah antara kelompok yang berkuasa dan kelompok yang tidak berkuasa.
e. kesadaran tersebut membuat mereka mudah terpancing untuk meluapkan kemarahan;
f. kemarahan sering diluapkan dengan cara-cara yang tidak terorganisasi;
g. luapan kemarahan menyebabkan meningkatnya ketegangan;
h. meningkatnya ketegangan mendorong kelompok mengorganisasi diri guna menantang kelompok yang berkuasa;
i. akhirnya konflik terbuka pecah antara kelompok yang berkuasa dan kelompok yang tidak berkuasa.
8. Teori psikodinamika
Menurut teori psikodinamika, konflik muncul akibat adanya ketidaksesuaian antara ide (dorongan) dalam diri individu dengan nilai-nilai atau keadaan di masyarakatnya.
Menurut teori psikodinamika, konflik muncul akibat adanya ketidaksesuaian antara ide (dorongan) dalam diri individu dengan nilai-nilai atau keadaan di masyarakatnya.
9. Teori sistem
Menurut Ludwig von Bertalanffy, konflik dalam masyarakat disebabkan oleh hal
berikut.
a. Perbedaan pendapat mengenai tujuan sistem atau masyarakat.
b. Benturan fungsi dan tugas antar subsistem atau bagian-bagian dalam masyarakat.
c. Perebutan sumber daya antar subsistem atau bagian-bagian dalam masyarakat.
d. Persaingan antarsubsistem untuk memperebutkan kepemimpinan (persaingan kekuasaan).
e. Perbedaan latar belakang budaya.
10. Teori transformasi konflik
Teori transformasi konflik menganggap bahwa konflik disebabkan oleh ketidaksetaraan dan ketidakadilan yang muncul sebagai masalah sosial, budaya, dan ekonomi. Penyelesaian konflik dapat diupayakan melalui pembenahan sistem agar memberi kesempatan yang sama kepada seluruh anggota masyarakat terutama kelompok rentan, seperti warga miskin dan kaum minoritas. Gambar: disini